Menyoal Ketenagakerjaan Sulawesi Tenggara

Ikhsan Gunawan P, SST (Foto: IST)
Keterangan Gambar : Ikhsan Gunawan P, SST (Foto: IST)

Potretsultra Potretsultra

OPINI – Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tenggara pada Agustus 2018 mencapai 1,2 juta orang bertambah daripada tahun sebelumnya sebesar 47.607 orang atau sebesar 3.97 persen. Dimana angkatan kerja merupakan jumlah dari penduduk yang bekerja dan menganggur.

Penduduk yang bekerja pada Agustus 2018 sebanyak 1.20.488 orang. Hal ini mengalami peningkatan dari tahun lalu sebesar 2,76 persen atau bertambah sebanyak 46.514 pekerja. Sementara itu jumlah penganguran mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dimana pada tahun 2017 jumlah pengangguran di Sulawesi Tenggara sebanyak 39.631 pengangguran dan pada 2018 naik sekitar 2,7 persen menjadi 40.724 pengangguran.

Selanjutnya, angka partisipasi angkatan kerja (TPAK) Sulawesi Tenggara pada tahun 2018 adalah 69.78 persen hal ini bermakna bahwa dari 100 penduduk yang berusia 15 tahun keatas, tersedia sebanyak 69-70 penduduk yang tersedia untuk bekerja. Semakin tinggi TPAK menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja untuk bekerja dalam suatu periode. Secara gender, dapat diketahui bahwa TPAK laki-laki sebesar 83.66 persen sedangkan perempuan sebesar 55.97 persen.

Kemudian dari segi Pengangguran. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang menggambarkan tingkat penawaran kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. Untuk TPT, pada tahun 2018 TPT Sultra mengalami penurunan menjadi 3,26 persen dari tahun 2017 yang bernilai 3,30 persen. Secafra topologi daerah, TPT di daerah perkotaan adalah sebesar 4,87 persen pada tahun 2018 turun dari angka tahun lalu yaitu 5.46 persen. Sedangkan untuk TPT Perdesaaan mengalami kenaikan dari 2,23 persen lalu naik menjadi 2,49 persen. TPT dapat diindikasikan bahwa terjadi penciptaan lapangan kerja. Hal ini karena kompleknya kegiatan ekonomi di perkotaan, sedangkan pada wilayah perdesaan tidak ada.

Dari segi pendidikan tenaga kerja, dapat diketahui bawha pengangguran pada tamatan SMK lebih tinggi daripada tingkat pendidikan lainnya. Hal ini menjadi ironi mengingat sekolah SMK merupakan jenjang pendidikan yang diharapkan dapat cepat terserap oleh dunia kerja dengan demikian adanya kegagalan penciptaan lapangan kerja pada periode 2018 ini.

Dari segi lapangan pekerjaannya, dapat diketahui bahwa paling banyak penduduk Sulawesi Tenggra bekerja pada sektor pertanian yakni dengan proporsi 35,42 persen, selanjutnya perdagangan sebesar 17,56 persen, dan industri sebesar 8,97 persen. Banyaknya penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dapat menunjukkan bahwa kuatnya sektor pertanian dalam menyerap angkatan kerja. Hal ini didukung dengan besar share dari sektor pertanian yakni sekitar 30 persen terhadap seluruh nilai perekonomian di Sulawesi Tenggara.


Penulis: Ikhsan Gunawan P, SST (Statistisi Pertama BPS Konawe)

Potretsultra Potretsultra Potretsultra
Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *