KENDARI – Rektor Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), Prof Andi Bahrun, mengatakan untuk lebih meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilihan umum (Pemilu) legislatif dan Pilpres tahun 2019, penyelenggara Pemilu harus menegakan empat pilar sebagai penyangga demokrasi.
Menurutnya Andi Bahrun, empat penyangga pilar demokrasi tersebut yakni pertama mengelola demokrasi dengan akal sehat dan menghindari perbedaan suku agama dan ras agar tidak terjadi konflik. Selain itu pilar kedua sambungnya lagi, yakni dalam demokrasi pemerintahan tidak ada pemimpin absolut tetapi yang ada pemimpin yang relatif.
“Artinya pemimpin sifatnya hanya sementara dan pada saatnya kalau tidak mampu masyarakat memiliki hak untuk mengkritisi,” ungkap Andi Bahrun, usai sosialisasi KPU Kota Kendari ‘Goes to Campus di Unsultra Minggu (28/10/2018).
“Bisa saja sewaktu-waktu ada kesadaran yang dipilih mengundurkan diri atau bisa jadi diundurkan kalau tidak mampu melaksankan tugas-tugas yang diamanahkan oleh rakyat,” tambahnya.
Kata Bahrun, berikutnya lagi pilar yang ketiga yakni diterapkanya sikap transparansi dan akutabilitasi. Tidak boleh lagi ada sesuatu yang disembunyikan dalam aturan demokrasi dan harus besikap terbuka, penuh rasa tanggung jawab dan berkeadilan. Pilar yang terakhir yaitu peningkatan angka partisipasi pemilih.
“Kita pahami bahwa hakikat inti demokrasi dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat maka benar segalanya rakyat adalah fokus kita. Dan itu salah satu ukurannya demokrasi dapat dilihat angka partisipasi pemilih apakah meningkat atau menurun,” katanya.
“Puncaknya demokrasi dikatakan berhasil dapat menekan partisipasi pemilih 80 hingga 90 persen,” sambungnya.
BACA JUGA: DPT Ganda Kendari Banyak Ditemukan di Rutan dan Lapas
Bahrun mengapresiasi kepada pemerintah telah melakukan upaya untuk meningakatkan partisipasi pemilih muda melalui kegiatan Goes to Campus oleh KPU. Dengan adanya sosialisasi KPU, masyarakat sendiri bisa teryakinkan bahwa pilar-pilar demokrasi dapat melaksanakan fungsinya dengan baik dan ditegakkan sesuai aturan yang ada.
Sebab masyarakat bisa tertarik dalam demokrasi, tambah Bahrun, jika suara mereka tidak digadaikan dan tidak dilhilangkan di tengah jalan. Bahkan lebih penting lagi bagi masyarakat ketika yang terpilih bisa menepati janjinya sehingga berdampak bagi daya saing kesejateraan daerah dan juga kesejateraan mereka.
“Kalau ditegakan demokrasi seperti itu saya yakin masyarakat akan berbondong-bondong menghadiri Pemilu,” tambahnya.
Pada prisinsipnya, menurut Bahrun, kampus yang bertagline kampus seksi ini mendukung penuh segala upaya penyelenggaraan sistem demokrasi, sistem kebersamaan, kedaulatan dan keutuhan NKRI.
“Saya sudah tegakkan pula kepada mahasiswa, kampus bisa dijadikan sebagai wadah sosialisasi kegiatan ilmiah termaksud sosialisasi pemilih, tetapi kampus ini harus bersih dari kegiatan praktek politik dan kampanye,” jelasnya.
BACA JUGA: Nasib Caleg Mantan Koruptor Belum Jelas?
Sementara itu, Komisioner KPU Kota Kendari, Asril mengatakan KPU Kota Kendari gencar bersosialisasi untuk meningkatkan partisipasi peserta pemilih muda. Tujuan kegiatan Goes to Campus oleh KPU tersebut untuk memberikan pemahaman Pemilu. Kata dia, tentunya mahasiswa sebagai kaum muda memiliki intelektual dan idealisme. Sehingga diharapkan berperan aktif dalam pemilu .
“Tidak sekadar menggunakan hak pilih di TPS, tetapi juga mereka diharapkan dapat menjadi agen sosialiasi dan pendidikan politik kepada masyarakat, untuk berpartisipasi menggunakan hak pilihnya,” katanya.
Asril mengingatkan kepada pemilih muda dan pemilih pemula untuk mengecek nama dan TPS mereka di DPT melalui aplikasi dalam gerakan melindungi hak pilih (GMHP).
“Partisiasi mahasiswa di Pemilu sangat penting, jika ada mahasiswa belum terdaftar di DPT silahkan hubungi posko GMHP atau di kelurahan setempat untuk didata kembali,” ujarnya.
Laporan:Sultan
Pingback: KPU Kendari Tetapkan DPTHP-2, Ini jumlah Pemilih di Kendari Terbaru | Potretsultra