Ekonomi Hijau Konkep yang Terabaikan

La Bania (Foto: IST)
Keterangan Gambar : La Bania (Foto: IST)

OPINI – Pulau romatis, mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan Konawe Kepulauan yang berbentu hati. Sebuah kawasan yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar jika ada niatan untuk menggerakkan pertumbuhan dari sektor ekonomi hijaunya. Tengok saja di sektor perkebunan misalnya, di kawasan yang paling primitif di bagian Tenggara, dimana pembanguan sangat memprihatinkan, ada potensi sektor hijau yang besar.

Di Desa Roko-Roko misalnya, merupakan salah satu kawasan penghasil mente terbesar di Sulawesi Tenggara di tingkat desa. Di bagian tengah merupakan wilayah dataran rendah yang dialiri oleh sungai yang tidak kering walaupun musim kemarau sehingga sangat potensial untuk membangun sektor ekonomi hijau. Di wilayah lainnya juga memiliki potensi kelapa yang cukup besar yang telah digalakkan sejak puluhan tahun yang silam. Sayangnya, belum ada ikon baru dalam mendorong sektor ekonomi hijaunya. Semuanya hanya pertumbuhan ekonomi secara alami bukan kreativitas dan terobosan dari kebijakan unggulan Pemerintah Daerah.

Di sektor perikanan, Konkep juga berada pada salah satu dari tiga zona penghasil tuna di Indonesia serta jenis spesies yellow fish yang sangat potensial. Sayangnya, belum terdengar kebijakan di sektor ini untuk melindungi dan mengelola potensi tersebut. Dengan buruknya infrastruktur telekomunikasi, maka sumber daya alam di perairan dangkal tak bisa di lindungi, apa lagi di perairan laut dalam. Potensi di sektor perikanan masih menjadi misteri.

Terobosan yang dilakukan untuk mendorong infrastruktur demi mengerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah tertumpuk pada konsep hampa yang belum memiliki dampak yang jelas. Konsekuensinya, Konawe Kepulauan merupakan wilayah yang paling terbelakang di Sulawesi Tenggara dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Sulawesi Tenggara. Pengakuan sukses pembangunan infrastruktur mestinya memiliki fakta dan data yang jelas. Bukan hanya sebuah jargon politik primitif.

Nampak jelas bahwa kurangnya niatan dalam menggerakan sektor ekonomi hijau membawa konsekuensi buruk bagi pembangunan kabupaten. Akibatnya, solusi yang ditempuh berusaha menggerakan ekonomi  dari sektor  pertambangan yang akan membawa dampak buruk bagi ekosistem dan ekonomi yang telah di bangun selama ini. Tetapi kemungkinan akan menguntungkan segelintir orang di masa depan dimana rakyat hanya akan menjadi korban.

Penulis: La Bania (Pengamat Pembangunan Konkep, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya)          

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *