KENDARI – Suharno (18), salah satu massa aksi tolak tambang Wawonii di Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) dikeroyok oleh sejumlah oknum Satpol PP dan beberapa aparat polisi, Rabu (06/2/2019).
Kejadian ini saat aksi unjuk rasa mendadak ricuh karena dibubar paksa oleh aparat kepolisian. Dari Pantauan Potretsultra.com, aksi awalnya berjalan damai meski sempat dua kali massa aksi ditembaki gas air mata oleh pihak kemanan yang berjaga.
Namun, usai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas ESDM Provinsi Sultra Andi Aziz menemui massa aksi, pihak aparat kepolisian meminta para demosntran untuk mundur dan membubarkan diri. Kapolres Kendari, AKBP Jemi Junaidi mendesak para demosntran untuk bubar setelah lima menit dari warning itu dikeluarkan.
“Kami perintahkan lima menit segera bubarkan diri, kalau tidak kami yang akan bubarkan,” tegasnya.
Memang terlihat para demosntran mulai merapikan barisan dan perlahan mundur beberapa langkah. Saat hendak bubar, polisi menyemprotkan water canon ke pengunjuk rasa. Sehingga bentrok antara para demonstran dan aparat kemanan pun terjadi.
Salah seorang demonstran berbaju kemeja biru dan mengenakan celana jeans biru terlihat dikeroyok oleh beberapa oknum Satpol PP di sekitaran halaman parkir Kantor Gubernur Sultra. Meski sedang terbaring dan tidak melawan, sejumlah oknum Sapol PP lagi-lagi mengeluarkan pukulan dan tendangan ke demonstran itu.
Menurut pengakuan korban yang dikeroyok itu, Suharno, dirinya awalnya berencana lari ke arah pendakian taman parkiran kantor Gubernur Sultra. Namun karena dalam suasana lelah, dia memilih berbaring. Disaat itulah, sejumlah oknum Satpol PP mengeroyok dirinya. Disitu juga, dia melihat ada beberapa aparat polisi.
“Tadi itu saya mau lari, tapi karena capek, saya berbaring saja di tanah. Ternyata mereka (oknum Satpol PP, red) mendatangi saya dan main keroyok, disitu ada juga polisi tapi mereka tidak memukul, hanya sayangnya mereka biarkan saja itu Satpol PP keroyok saya,” cerita Suharno usai dilarikan ke RSUD Kota Kendari oleh awak media ini.
Suharno juga menambahkan, dirinya dipukul dengan menggunakan kayu dan ditendang berkali-kali. Dia mengaku mengalami kesakitan di bagian betis, paha, dada, dan kepala. Bahkan, usai dipukuli oleh oknum Satpol PP, Suharno mengaku sempat penglihatannya terganggu karena dibagian pelipisnya pecah dan megeluarkan darah.
“Ini semua badanku sakit karena dikeroyok tadi. Ada luka juga di bagian pelipis,” jelasnya.
Untuk diketahui, para demonstran tersebut melakukan unjuk rasa di Kantor Gubernur Sultra dengan tuntutan menolak aktivitas pertambangan di Kabupaten Konawe Kepulauan.
Laporan: Jubirman
Tinggalkan Balasan