KENDARI – Sebelumnya Kepala Bagian Hukum Tata Negara Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, La Sensu menyebut hasil survei yang dirilis oleh The Haluoleo Institut (THI) dinilai tak objektif dan diragukan oleh publik.
Komentar ini membuat Direktur THI, Naslim Sarlito Alimin angkat bicara. Menurutnya, komentar La Sensu soal hasil survei THI sarat dengan kepentingan politik tertentu harus bisa disebutkan kelompok mana yang dimaksud.
“Harusnya dalam hemat saya dan teman-teman secara kelembagaan, kalau dikatakan mewakili kelompok kepentingan tertentu harusnya Pak Sesnsu bisa menyebutkan kelompok mana yang dimaksud,” ujar Naslim kepada Potretsultra.com, Rabu (13/3/2019).
Kata Naslim Sarlito, dalam hasil survei yang dirilisnya itu telah memotret apa yang disampaikan oleh masyarakat. Kaitannya dengan ada Caleg yang sudah sosialisasi dengan masif dan namanya tidak ada dalam survei, dia mengatakan, survei ini cuman alat ukur, berarti ada masalah dari cara mereka dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat.
“Ini kan potret masyarakat, bukan potret kami. Dan saya berani menjaminkan kalau ada Caleg yang cara sosialisasinya tepat dan cara penyampaiannya baik, saya yakin pasti akan terpotret. Itu merupakan kenicayaan,” katanya.
Naslim Sarlito juga mengomentari soal pernyataan La Sensu yang juga menyebut hasil survei THI yang dirilis beberapa waktu lalu telah membunuh karakter pergerakan lainnya. Kata Naslim, La Sensu harus menyebutkan karakter siapa yang dibunuh itu.

“Ini agak lucu. Maksudnya, karakter siapa yang kami bunuh? Karakter pak Joko Widodo? Atau karakter parpol tertentu. Karena dalam rilis survei sudah akan menyebutkan peringkat pertama , kedua atau ketiga. Itu dalam konteks ilmiah. Yang ditampilkan adalah informasi yang ditangkap oleh masyarakat,” jelasnya.
Naslim Sarlito bahkan berani membuka dokumen hasil surveinya setiap saat jika ada uji forensik. Karena kata dia, THI merupakan satu satunya lembaga survei di Sultra yang terakreditasi dan diakui oleh KPU.
“Kami punya dokumen yang bisa kami buka setiap saat ketika ada uji forensik. THI saya katakan adalah satu satunya lembaga yang diakreditasi oleh nasional termasuk oleh KPU sendiri. Sehingga punya legalitas untuk menyampaikan hasil survei,” tegasnya.
Naslim Sarlito mengajak La Sensu untuk berdialog soal kritikan yang dilontarkannya atas survei yang dirilis THI beberapa waktu lalu. Sekiranya ada metodologi yang dipahami oleh La Sensu dan lebih akurat untuk memotret persepsi pemilih, Naslim terbuka untuk belajar dan menerima masukan.
“Saya ingin memberikan sebuah undangan terbuka kepada Pak Sensu. Kami terbuka dengan semua bentuk kritik dan saran untuk menyempurnakan metodologi. Dan kami mengharapkan bisa belajar dari beliau. Saya harap ada masukan yang konstruktif, tidak dibangun dari praduga,” pungkasnya.
Laporan: Jubirman



Tinggalkan Balasan