JAKARTA – Demonstrasi yang merenggang nyawa mahasiswa perikanan Universitas Haluo Oleo (UHO) Kendari bernama Randi, menuai kritik keras dari salah satu tokoh Sulawesi Tenggara yakni La Ode Ida.
“Saya sangat menyesalkan tindakan aparat Kepolisian yang bertindak brutal saat demonstrasi mahasiswa di gedung DPRD Sultra yang mengakibatkan korban jiwa mahasiswa. Mahasiswa itu dipastikan terkena timah panas yang keluar dari moncong senapan sang oknum polisi,” ungkap La Ode Ida melalui Press Release pada Kamis Malam (26/9/2019).
Kata La Ode, peristiwa seperti ini sudah juga pernah terjadi dalam peristiwa demo 21 dan 22 Juni lalu. Sejumlah nyawa raib akibat terkena peluru tajam.Tetapi sangat disayangkan, pihak polisi seperti merasa tak berdosa, tak bersalah. Sehingga kelakuan seperti 21 dan 22 Juni lalu kembali diulang dalam demo mahasiswa yang masif di sejumlah penjuru tanah air.
Maka di Kendari pun ada korbannya hari ini, satu mahasiswa tertembak mati. “Saya beranggapan hal ini tak lepas dari tiadanya sanksi signifikan terhadap pimpinan instansi pelaku, pimpinan Polri. Oleh karena itu saya berharap bersikap tegas beri sanksi pada pimpinan Polri yang terus saja merasa nyaman terhadap korban jiwa manusia akibat tindakan brutal aparatnya,” jelasnya.
Sambung La Ode, Presiden RI Joko Widodo sudah saatnya beri sanksi terhadap pimpinan Polri berupa pertama, copot Kapolri dan WakaPolri. Kedua, copot Kapolda Sultra dan Kapolda-kapolda lain yang tindakannya dalam hadapi begitu brutal tak manusiawi. Ketiga, gantikan pimpinan Polri yang layak pimpin Polri di era demokrasi.
Kemudian keempat, evaluasi tugas dan kewenangan Polri yang sudah terlalu berlebihan dan cenderung tak profesional. Dan Kelima, wujudkan tanggung jawab kemanusiaan terhadap keluarga korban kekerasan oknum polisi.
Selanjutnya, masih La Ode, poin keenam, meminta Presiden Jokowi untuk mendengar tuntutan mahasiswa dan masyarakat luas. Tak paksakan lahirnya kebijakan yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat.
Redaksi
Tinggalkan Balasan