
KENDARI – Dua orang kader HMI Cabang Kendari bernama Sigid dan Rahman mendapat tindakan kekerasan oleh seseorang yang tidak diketahui identitasnya saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (18/09/2018).
Akibatnya, aksi unjuk rasa yang semula berjalan damai itu berujung ricuh. Parahnya, tindakan kekerasan tersebut membuat Rahman harus merelakan dua giginya yang copot akibat mendapat pukulan.
Hal itu membuat Sekertaris Umum HMI cabang Kendari, Sulharjan angkat bicara. Dirinya menyayangkan adanya tindakan kekerasan yang dialami oleh dua kader HMI cabang Kendari itu.
Padahal kata dia, dalam melakukan aksi unjuk rasa di DPRD Sultra itu mendapat pengawalan dari pihak kepolisian.
“Yang kami sayangkan kenapa sampai ada kejadian pemukulan, padahal disitu ada pihak kepolisian yang mengawal,” ungkap Sulharjan.
BACA JUGA : Kades di Muna Lecehkan Mahasiswi KKN, HMI Wati Kendari Angkat Bicara
BACA JUGA : Jaga Independensi, PB HMI Ingatkan Kadernya Tak Terlibat Politik Praktis
Terlebih lagi, lanjut Sulharjan, pihak kepolisian malah tidak mengamankan pelaku pemukulan. Tambahnya, kericuhan itu dipicu akibat sikap Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Saleh beserta beberapa anggota DPRD yang enggan kembali di ruang pertemuan usai melaksanakan sholat ashar.
“Tadi kan disepakati dalam pertemuan usai sholat kita kembali melanjutkan pertemuan tapi Ketua DPRD dan beberapa anggotanya tidak kembali lagi,” terangnya.
“Makanya teman-teman mempertanyakan kemana Ketua DPRD hingga akhirnya terjadi aksi pemukulan, keadaan berubah polisi lalu menembakan gas air mata,” tambahnya.
Untuk diketahui, tuntutan aksi unjuk rasa yang digelar oleh HMI cabang Kendari terkait maraknya Tenaga Kerja Asing (TKA), melemahnya rupiah terhadap dolar, kebijakan soal suara adzan dan beberapa kebijakan lainnya.
Laporan: Said




Pingback: 'Adinda' nya Dapat Kekerasan dari Aparat, Alumni HMI Angkat Bicara | Potretsultra