
OPINI – Sulawesi Tenggara Berduka. Hujan deras yang mengguyur, menyebabkan 4 Kabupaten terendam banjir yakni, Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan, Kolaka Timur.
Tentu, musibah ini menyebabkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit, mulai dari terhambatnya distribusi barang lintas kabupaten yang terdampak, terhambatnya kegiatan produksi, bahkan korban jiwa sekalipun bisa terjadi.
Musibah ini seakan mengingatkan bahwa wilayah kita adalah daerah yang rawan bencana. Selama ini kita cenderung menganggap bahwa bencana merupakan hal yang diluar kendali manusia. Akibatnya, alam selalu dijadikan tersangka dari semua bencana yang terjadi.
Cobalah mari kita lihat lebih mendalam, bencana yang menimpa kita tidak terlepas dari kegagalan kita sebagai manusia untuk mempertimbangkan pengurangan risiko bencana dalam perencanaan dan pembangunan ekonomi. Jika seandainya kita masyarakat, pemerintah, dan swasta sedikit sadar lingkungan dalam membangun, maka risiko ini dapat diantisipasi atau setidaknya diminimalisir.
Transformasi ke Tambang
Pembangunan memang harus dilakukan, namun pembangunan jangan hanya mengejar digit yang tinggi saja melainkan juga harus berfokus kepada kelangsungan ekonomi tersebut. selama ini sektor pertanian memang menjadi kontributor utama dalam menggerakkan perekonomian, tidak terkecuali untuk daerah terdampak bencana.
Konawe misalnya. Berdasarkan data BPS, sektor pertanian memberikan kontribusi sekitar 30 persen pada tahun 2017 dari seluruh kegiatan ekonominya, namun share ini turun dari pada tahun sebelumnya, begitu juga dengan laju pertumbuhan sektor pertanian ini juga mengalami penurunan jika dibanding tahun sebelumnya.
Penurunan dan melemahnya kontribusi dari pertanian ini berbanding terbalik dengan sektor pertambangan. Berdasarkan data BPS, sektor pertambangan pada perekonomian Konawe di tahun 2013 memberikan kontribusi sebesar 12 persen namun pada terakhir, 2017, sektor ini berkontribusi sebesar 13 persen. Terlebih jika kita melihat laju pertumbuhannya.
Dapat diketahui bahwa pada tahun 2013, laju pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan adalah -6,22 persen dan pada tahun 2017 laju pertumbuhan sektor pertambangan adalah 6,64 persen.
Fakta di atas menunjukkan bahwa perlahan namun pasti, sektor pertambangan akan semakin kuat mendorong pertumbuhan ekonomi di Konawe bahkan sektor ini juga akan berpengaruh pada sektor ekonomi lainnya seperti transporstasi, perhotelan, perdagangan, dan lain-lain. Aktivitas pertambangan seakan menjadi primadona mengingat mudahnya pelaku usaha untuk masuk dan mengeruk rupiah.
Aktivitas pertambangan yang mengeruk lapisan atas permukaan tanah akan mengganggu ekosistem dan menyebabkan pencemaran. Walaupun aturan pengelolaan pertambangan yang aman pada lingkungan itu ada. Namun ketika rupiah yang dikejar, aturan hanyalah tulisan semata yang tidak diindahkan. Alih-alih meningkatkan ekonomi masyarakat, ternyata hanya mengundang musibah. Masyarakat hanya menjadi penonton dan korban sementara pelaku usaha bisa menikmati untung.
Membangun Kembali Ekonomi Pasca Bencana
Salah satu akibatnya nyata dari bencana alam adalah dampak ekonomi bencana tersebut, salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi yang akan lambat tumbuhnya di daerah yang terdampak bencana. Ketika bencana terjadi, konsumsi masyarakat akan melemah dikarenakan hilangnya harta, terisolirnya transportasi barang dan jasa yang mengakibatkan lonjakan harga dan kelangkaan. Maka dari itu perlu upaya cepat tanggap dari pemerintah setelah bencana berlalu.
Ada beberapa upaya yang penting untuk dilakukan secepat mungkin pasca bencana. Pertama, pemerintah harus memastikan keberlangsungan hidup korban kedepan dengan menyediakan sarana tempat tinggal. Selanjutnya, memperbaiki infrastruktur vital seperti jalan dan jembatan.
Terlebih lagi jembatan yang menjadi jalur lintas kabupaten seperti jembatan Ameroro di Konawe. Hal ini penting dilakukan untuk mempermudah logistik bantuan dan meminimalisir kelangkaan. Setelahnya, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat kembali, perlu adanya bantuan modal usaha bagi masyarakat.
Penulis: Ikhsan Gunawan P (Badan Pusaat Statistik Kabupaten Konawe)




Tinggalkan Balasan