KENDARI – Di perhelatan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 ini, Partai Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal kembali memperlihatkan kemampuannya untuk memenangkan pertarungan politik di Bumi Anoa.
Partai Amanat Nasional (PAN) sebelumnya berhasil merajai lapangan perpolitikan Sultra dibawah nahkoda mantan Gubernur Sultra dua periode, Nur Alam. Namun ini tak membuat Ketua DPD I Partai Golkar Sultra, Ridwan Bae ciut nyali. Dia optimis memenangkan pagelaran Pileg 2019 ini, dikarenakan kemampuan partai beringin itu yang tidak tergantung penuh pada sosok kepala daerah.
Menurut Ridwan Bae, dominasi PAN saat itu karena sosok Nur Alam sebagai gubernur Sultra yang juga para kepala daerah di Sultra didominasi oleh figur yang berbaju PAN.
“Saat periode pertama Nur Alam, kursi Golkar di legislatif ada sembilan kursi dan PAN tujuh kursi. Di periode kedua Nur Alam semua bupati dan wali kota dikuasai PAN sehingga mereka memperoleh sembilan kursi sedangkan Golkar cuma mendapatkan tujuh kursi,” ujar Ridwan Bae kepada awak media, Jumat (22/2/2019).
Ridwan Bae memang mengakui kekuatan PAN di Sultra cukup besar yang dikomandoi langsung Nur Alam sebagai orang nomor satu di Sultra. Namun, kata Anggota DPR RI ini, suara Golkar di Pilcaleg kemarin hanya berbeda sekitar 50 ribuan dari PAN. Hal ini karena, Partai Golkar memiliki figur-figur yang berpengalaman di kancah politik.
“Kekuatan Golkar ada pada personal Calegnya karena orang-orang Golkar mempunyai banyak pengalaman politik. Selain itu partai Golkar adalah partai moderat yang bernafaskan nasionalisme tidak membedakan siapa pun,” jelasnya.
Lanjut Ridwan Bae, kepiawaian kader-kader Golkar di Sultra dalam memainkan politik terlihat saat mantan Bupati Muna itu berhasil meraih kursi senayan yang berhadapan langsung dengan istri dari Gubernur Sultra saat itu.
“Mereka cuma mendapatkan 231 ribu suara. Sedangkan saya seorang diri tanpa ada bantuan dari bupati dan wali kota, saya memperoleh 178 ribu suara,” tuturnya.
Laporan : Jubirman
Tinggalkan Balasan