KENDARI – The Haluoleo Institut (THI) dalam rilisnya menempatkan nama Fatmayani Harli Tombili (FHT) sebagai urutan ke enam dari 46 Daftar Calon Tetap DPD RI Dapil Sulawesi Tenggara (Sultra).
Hasil survei THI yang diluncurkan pada Minggu (10/3/2019) di salah satu hotel di Kota Kendari itu menempatkan nama LM Baharuddin sebagai posisi teratas dengan persentase 2,7%. Kemudian disusul nama Darwis dan Wa Ode Rabia Al Adawia Ridwan masing-masing 2,3% dan 2,1%. Untuk posisi keempat ada nama Andi Nirwana 2,0% dan posisi kelima ada nama Fatmayani Harli Tombili dengan persentase 1,8%.
Masuknya di lima besar calon DPD RI dari hasil survei THI membuat Fatmayani Harli Tombili makin gencar bersosialisasi dan mengunjungi seluruh 17 kabupaten/kota se Sultra. Saat dihubungi Potretsultra.com, Fatamayani mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada lembaga survei THI yang telah menempatkan namanya di urutan kelima dalam survei.
“Saya ucapkan terima kasih atas hasil survei THI, yang jelas ini membuat saya makin semangat,” ucap Fatmayani, Jumat (15/3/2019).
Fatmayani juga meminta para pendukungnya yang tersebar di 17 kabupaten/ kota se Sultra yang hingga hari ini belum sempat dikunjungi untuk tetap bersabar. Karena kata dia, dirinya akan mengunjungi semua wilayah dan tidak hanya berfokus di wilayah daratan, ia juga akan menggarap di wilayah kepulauan.
“Saya juga minta para pendukung untuk tetap bersabar, semuanya pasti saya akan kunjungi,” katanya.
Sementara itu, Direktur THI, Naslim Sarlito menjelaskan, masuknya nama Fatmayani Harli Tombili dalam lima besar dari hasil surveinya karena masifnya pergerakan Alat Peraga Kampanye (APK). Bahkan untuk wilayah-wilayah yang memiliki Daftar Pemilih Tetap (DPT) besar, APK Fatmayani cukup terlihat banyak.
“Jadi kalau kita lihat pergerakan dari Ibu Fatmayani ini lebih kepada APK yang terbesar hampir di wilayah-wilayah besar, Konawe, Kota Kendari, Konsel bahkan di Buton Utara juga itu ada,” jelas Naslim.
Menurut Naslim Sarlito, para figur DPD RI yang masuk lima besar itu rata-rata disebabkan pada pergerakan APK yang masif. Dengan penyebaran APK di 17 kabupaten/ kota, kata Naslim, mereka akan nampak menonjol dilihat oleh publik.
“Jadi saya lihat di lima besar ini lebih dikuatkan pada penyebaran proses APK, mereka akan menonjol, sangat terlihat. Karena kan kalau kita ke beberapa kabupaten ini Fatmayani salah satu figur yang gencar dengan APK,” terangnya.
Fenomena Fatmayani yang gencar dengan APK ini, lanjut Naslim, juga pernah dilakukan sama oleh Percha Leanpuri di Sumatera Selatan pada Pemilu tahun 2014 silam. Katanya, Percha Leanpuri berhasil memukai publik dengan gambar-gambar yang unik dan menarik.
“Saya juga menangkap fenomena ini sama dengan fenomena 2014 yaitu fenomena Percha Leanpuri di Sumatera Selatan. Dia memukau dengan gambar yang unik, yang menarik, dan kemudian ini gampang menangkap figurnya karena APK tersebar,” katanya.
Dalam konteks APK, tambah Naslim, APK milik Fatmayani terlihat lebih menarik dari para calon DPD RI lainnya. Apalagi calon yang bernomor urut 31 itu memiliki gimmick dan gambar yang cantik sehingga cukup menarik dilihat.
“Dalam konteks APK fatmayani cukup menarik lebih dari yang lain sebenarnya. Kan konteksnya perbedaan antara laki-laki dan perempuan adalah terletak pada kecantikan, dan bukan kebetulan memang desainnya ini cukup baik, punya gimmick punya sesuatu yang cukup menarik dilihat,” tambahnya.
Kata Naslim, calon DPD RI itu sebenarnya sangat bergantung pada APK. Hal itu kata dia, juga dilihat dari beberapa wilayah besar seperti di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.
“DPD itu sangat bergantung terhadap APK. Sepengetahuan saya beberapa wilayah yang saya lihat, Jatim, Jabar, Sulawesi Selatan itu lebih pada pergerakan APK kalau DPD RI. Semakin banyak APK, maka mereka juga semakin banyak dikenal,” tutupnya.
Laporan: Jubirman
Tinggalkan Balasan