KONKEP – Curah hujan yang sangat tinggi beberapa hari belakangan ini mengakibatkan sejumlah infrastruktur daerah rusak.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Akibat hujan yang terus mengguyur wilayah itu, sejumlah tiang listrik tumbang di beberapa kecamatan di Konkep. Bukan hanya tiang listrik, ada jembatan juga ikut terputus akibat arus sungai yang kuat dan mulai meluap.
Jembatan di Desa Mosolo Kecamatan Wawonii Tenggara putus dan terbawa arus sungai. Tak heran, jembatan Kali Mosolo memang masih jembatan darurat yang terbuat dari batang kelapa. Musibah ini terjadi pada (27/5/2019) lalu. Namun hingga kini pemerintah setempat belum menginisiasi pembangunan kembali jembatan yang hanyut terbawa arus itu.
Terputusnya jembatan Kali Mosolo itu, membuat warga di sekitar tersebut mengalami kesulitan menjalankan perekonomian. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Wunse Jaya Kecamatan Wawonii Tenggara, Muhammad. Katanya, jembatan yang putus di Kali Mosolo akan berdampak pada akses masyarakat melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satunya akan menyebabkan lambatnya perputaran ekonomi masyarakat.
“Masyarkat Wunse Jaya berkebutuhan banyak masih tergantung di Mosolo Raya dari kebutuhan pokok sampai pada kebutuhan bangunannya. Maka dengan itu bila dibiarkan berlarut akan mematikan pertumbuhan ekonomi, masyarakat merasa kesulitan dengan putusnya jembatan Kali Mosolo,” ungkap Muhammad kepada Potretsultra.com, Selasa (11/6/2019).
Olehnya itu, Muhammad mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) Konkep agar segera memperhatikan kebutuhan mendasar ini untuk melakukan perbaikan permanen jembatan di Kali Mosolo. Karena hingga saat ini jembatan Kali Mosolo tersebut masih bersifat darurat dan tiap tahun disaat banjir selalu terputus.
“Harapan itu telah lama dinanti oleh masyarakat Wawonii Tenggara. Bukan hanya jembatan akan tetapi infrastruktrur lainnya seperti jalan penghubung antara desa harus diperbaiki karena itu salah satu penunjang jalannya aktivitas perekonomian,” harapnya.
“Khsusnya di Desa Wunse Jaya merasa kesulitan untuk mengakses beberapa desa diantaranya di Mosolo Raya dan Batulu Raya yang kondisi jalannya nyaris tidak tersentuh oleh pihak pemerintah,” sambungnya.
Muhammad juga menuturkan, warga desa-desa di Wawonii Tenggara juga ingin mendapatkan perlakuan yang sama seperti desa-desa lain di Konkep yang jalananannya sebagian mulai beraspal. Jika selalu terisolir seperti ini, kata Muhammad, maka pertumubuhan ekonomi mulai menurun.
Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Mosolo Raya (HIPMOSRA), Samrin mengaku hingga kini jembatan Kali Mosolo masih terputus. Sehingga beberapa warga yang berkendaraan roda dua menggunakan perahu rakit untuk melintasi kali itu.
“Sampai sekarang jembatan (Kali Mosolo, red) itu belum diperbaiki, kadang saya lihat mereka pake rakit,” terang Samrin.
Samrin berharap Pemda Konkep segera mencari jalan keluar. Karena kata dia, warga Mosolo Raya sangat kesulitan untuk melanjutkan aktivitasnya sebagai petani. Beberapa perkebunan warga lokasinya berada di seberang jembatan sehingga harus melintasi jembatan itu.
“Kami sangat berharap pemerintah serius menangani persoalan ini. Jangan pandang kami sebelah mata lah,” tegasnya.
Laporan: Jubirman
Tinggalkan Balasan