
BUTON – Rencana kehadiran Presiden Jokowi di Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) diharapkan bisa memberikan harapan besar kepada masyarakat sultra. Beberapa yang menjadi harapan diantaranya pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) Pertambangan.
Menurut Pemerhati Masyarakat Lingkar Tambang Sultra, Muhammad Risman, kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra terkait pertambangan menjadi polemik saat ini tetapi pasti bertujuan untuk kepentingan masyarakat. Sehingga, persoalan itu dengan kehadiran Presiden Jokowi di Sultra dapat menjadi solusi terbaik. Salah satunya terkait tambang aspal di Kabupaten Buton.
“Dengan kehadiran Presiden Jokowi diharapkan untuk aspal Buton digunakan sebagai aspal pembangunan infrastruktur jalan yang di kerjakan dari ABPN. Karena ada beberapa jalan besar di daerah jawa juga menggunakan aspal Buton,” ujar Risman, Kamis (28/2/2019).
Menurut Risman, mantan Bupati Buton, Samsu Umar Samiun pernah mengatakan cadangan aspal dunia 80 persennya ada di Buton. Kedalaman aspal mencapai 1.000 meter. Data yang diperoleh sangat akurat. Pada tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Buton sudah memanfaatkan aspal Buton untuk keperluan pembangunan infrastruktur daerah.
‘Hanya saja, potensi itu belum dimanfaatkan secara optimal di negeri sendiri,” jelasnya.
Lanjutnya, PT Jasa Marga dan PT Buton Aspal Nasional (Butonas) juga sudah pernah menggelar uji coba pemanfaatan aspal Buton bagi jalan tol. Hal itu dilakukan untuk menjajaki peluang pemanfaatan aspal Buton sebagai pengganti aspal minyak bagi pemeliharaan dan pembangunan jalan tol.
“Uji coba dilakukan melalui pelapisan aspal Buton sepanjang satu kilometer di KM 109 tol Cipularang,” ungkapnya.
Kata Risman, PT Wijaya Karya Bitumen (WIKA Bitumen), sebagai salah satu anak perusahaan dari PT Wijaya Karya (Persero), Tbk (WIKA), merupakan bagian dari ekspansi perusahaan yang mengkhususkan diri dalam industri aspal di Pulau Buton yang dikenal sebagai Aspal Buton (Asbuton). Pemanfaatan aspal Buton secara nasional selama ini terhambat oleh terbatasnya teknologi yang dimiliki. Pasalnya, selain Indonesia, hanya Trinidad yang memiliki aspal alam serupa.
“Selain Trinidad, tidak ada negara lain yang secara serius mengembangkan teknologi pengelolaan aspal alam,” katanya.
“Pemerintah tidak pernah melirik aspal Buton karena katanya ada aturan dari Kementerian Pekerjaan Umum dimana penggunaan aspal harus dari impor serta aspal minyak dari Pertamina,” sambungnya.
Oleh Karena itu, menurut Risman, seluruh harapan berada pada Presiden Jokowi agar Pertimbangkan Butonas lebih jelas tentang pembangunan infrastruktur pengaspalan jalan seluruh Indonesia menggunakan aspal Buton.
Laporan: Jubirman




Tinggalkan Balasan