

BAUBAU – Peringatan Hari Buruh Internasional yang digelar di kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Baubau menuai bentrok dengan pihak kepolisian, Kamis (02/05/2019).
Pasalnya, dalam pantauan Potretsultra.com, puluhan massa aksi yang tergabung dalam front Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FKIP Unidayan dan HMI Komisariat FKIP Universitas Muhammadiyah Buton (UMB) menggelar aksi damai menuntut Upah Minimum Provinsi (UMP) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang direalisasikan di Kota Baubau.
Selain kedua HMI komisariat di Cabang Baubau itu, demonstran yang menuntut UMP Sultra itu juga berasal dari Himpunan Mahasiswa Pemuda dan Pelajar Mahasiswa Talaga Raya (Himapptar), Himpunan Mahasiswa Siompu Barat ( HML Siobar) dan Asosiasi Muda Pulau Binongko (Adab).
Dalam aksi tersebut, mahasiswa menyambangi Dinas Tenaga Kerja Kota Baubau untuk menyampaikan aspirasinya. Para demonstran yang menyuarakan tuntutannya terlihat sempat bentrok dengan aparat kepolisian yang berjaga. Hal ini disebabkan Kepala Dinas terkait sedang tidak berada di ruangannya.
Akibatnya, Massa aksi meluapkan kekesalannya dengan menyegel Kantor Disnaker Kota Baubau. Penyegelan Kantor tersebut memicu bentrok antara massa aksi dengan pihak kepolisian hingga akhirnya para pendemo dipukul mundur oleh pihak kepolisian.
Ketua Umum HMI Komisariat FKIP UMB, Muhammad Irfan Sahidin menuturkan, aksi terkait Upah Minimum Provinsi Sulawesi Tenggara ini sudah sering kali dilakukan. Namun kata dia, kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Baubau selalu enggan menemui massa aksi.
“Ini sudah sering kami lakukan, tapi Pak Kadis enggan temui kami,” tuturnya.
Irfan juga menambahkan, tindakan kepala Dinas Tenga Kerja Kota Baubau yang selalu enggan menemuai massa aksi dinilai sebagai bentuk kebobrokan sistem pemerintahan Kota Baubau.
Usai gelar demonstrasi di Disnaker Kota Baubau, massa aksi melanjutkan aksinya ke kantor Walikota Baubau untuk meminta kepada Walikota agar mencopot Kadis Disnaker Kota Baubau. Para pendemo juga menegaskan bahwa aksi akan kembali digelar dengan massa yang lebih banyak lagi.
Laporan: Redaksi



Tinggalkan Balasan