
BAUBAU – Keikutsertaan HMI Cabang Baubau dalam kegiatan Gerak Jalan Indah di Kota Baubau merupakan bentuk partisipasi serta cerminan sikap nasionalisme dalam menyongsong 74 tahun Kemerdekaan Indonesia.
Ketua Umum HMI Cabang Baubau La Ode Rizki Satria mengungkapkan, dalam barisan tersebut, peserta HMI menggunakan atribut lengkap organisasi dan membawa beberapa pamflet sebagai atribut tambahan dan pelengkap variasi barisan.
Pamflet tersebut, lanjut Rizki, selain berisikan ucapan Selamat HUT NKRI Ke 74, juga beberapa isu yang akhir-akhir ini dikawal oleh HMI. “Diantaranya soal kasus UMP, Parkiran Liar dan Peredaran Minuman Keras di Kota Baubau yang diduga tak kunjung diseriusi oleh Pemerintah Kota Baubau,” ungkap Rizki kepada Potretsultra.com, Kamis (15/8/2019).
Saat memasuki lokasi variasi barisan kedua, tambah Rizki, atribut tersebut ditahan dan dirampas paksa oleh oknum yang diduga berasal dari Satpol PP tanpa ada alasan.
“Saat itu peserta barisan HMI memilih untuk mengalah dan melanjutkan barisan hingga sampai pada panggung penghormatan,” jelasnya.
Kata Rizki, beberapa tuntutan HMI tersebut selain dituangkan dalam pamflet-pamflet atribut, juga dimuat dalam pernyataan sikap HMI. “Pernyataan itu telah kami serahkan melalui komandan barisan HMI kepada penerima penghormatan yang saat itu adalah Wakil Walikota Baubau,” katanya.
Usai menyerahkan pernyataan sikap dan menyelesaikan prosesi barisan, menurut Rizki, kader-kader HMI kemudian menyampaikan protes terkait perampasan atribut yang diduga dilakukan oleh Satpol PP sebelumnya.
“Kami merasa telah ada tindakan diskriminasi yang dilakukan Panitia Kegiatan terhadap barisan HMI,” terangnya.
Sebab, kata Rizki, banyak barisan yang justru saat yel-yel mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh dan berpakaian urak-urakan tetapi dibiarkan. Selain itu juga bahkan ada barisan yang menggunakan kandang ayam sebagai pelengkap atributnya tetapi justru dibiarkan begitu saja.
“Saat menyampaikan unek-unek kekecewaan ini, barisan HMI kemudian diserbu oleh sekelompok orang yang diduga dari Satpol PP dan beberapa diantara kader HMI mendapatkan pukulan pada bagian wajah, tangan, perut dan kaki,” tandasnya.
“Terhadap perlakuan ini, kami merasa dianaktirikan oleh Pemda sebagai generasi muda di Kota Baubau dan mendapat perlakuan tidak adil sebagai salah satu peserta Gerak Jalan Indah,” sambungnya.
Rizki memandang, HMI merasa sangat wajar untuk melibatkan diri dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 74 ini. Karena sekaligus menyampaikan ekspresi kritik terhadap pemerintah sebagai bentuk rasa cinta.
“Sebab sejak berdirinya 1947, HMI tak hanya berjuang untuk menyelamatkan bangsa ini dari dominasi PKI namun juga mengangkat senjata untuk melawan Belanda pada Agresi Militer ke 2,” ujarnya.
Terkait adanya pamflet berisi aspirasi, Rizki menilai, hal itu adalah bagian dari cara mengekpresikan diri pada momentum kemerdekaan ini. Tentunya dengan tenang dan tertib tanpa ada niatan untuk membuat rusuh.
“Olehnya itu, terkait kejadian ini HMI akan membawa kasus penganiayaan ini kepada penegak hukum untuk diproses sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” pungkasnya.
Laporan: Redaksi




Sangat di sayangkan…
benar benar sangat disayangkan