KENDARI-Komisi V DPR RI ,Ridwan Bae,melalui kunjungan Kerja (Kunker) di Sulawesi Tenggara,Jumat 19 Juli 2019 kemarin,meninjau lansung progres pelaksanaan jalan yang putus di Pohara Kecamatan sampara Kabupaten Konawe.Kunker Komisi V ini didampingi Komisi I DPRD Kota Kendari dari Partai Golkar Ashar,dan disambut lansung oleh balai jalan,balai sungai dan balai cipta karya, yang berada dilokasi. Hasil kunjungan Komisi V mengapresiasi atas kerjasama mereka bahu membahu menangani permasalahan yang ada termaksud permasalahan PDAM.Setelah berdiskusi dengan mereka penyebab putusnya jalan disana,sumber utamanya adalah bocornya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
“Sehingga saya memintah kepada PDAM agar segera mengambil langka konkrit percepatan,supaya jalan itu tidak terganggu dengan pipanya yang bocor.Saya juga menghargai kerja keras balai jalan untuk menangani sementara jalan itu,dengan dibikinkan jembatan alternatif,walaupun sifatnya hanya sementara.Tetapi saya yakin dalam waktu yang tidak terlalu lama jalan yang menghubungkan Kota kendari unaha dan kolaka serta konawe utara dan morowali akan dituntaskan.
Selain itu dari rangkaian itu kunker Ridwan turut prihantin dengan melihat kondisi rumah warga yang berada sekitaran bantaran kali Pohara,kurang lebih 40 rumah masyarakat yang ada disitu,keadaanya dalam posisi terancam.Kondisi tersebut tidak bisa dibayangkan,setiap malam mereka tidak perna tenang tidurnya.Karena mereka takut jangan sampai tiba-tiba terjadi banjir bandang atau lonsor.
Oleh karena itu,Ia berharap Bupati Konawe saudara Kerry Saiful Konggoasa,agar segera memilki program dan bersikap bagaimana mereka bisa direlokasi ditempat yang layak huni.Kemudian dibuatkan rumahnya,fasilitasnya dan dibuatkan semua kebutuhan buat mereka serta menyesuiakan rumah-rumah mereka..
Sambung Ridwan, kepada pak Bupati (Kerry-red) untuk segera mengambil langkah-langkah konkrit tentang itu.sebab kalau tidak dipikirkan dari sekarang maka puluhan rumah yang ada disitu akan selalu dalam keadaan bahaya disetiap banjir datang.
Untuk mengatasi hal tersebut pada kesempatan yang sama usai kunjungan kerja Komisi V DPR RI didamping kepala balai jalan,sungai dan cipta karya, bertemu lansung dengan gubernur Ali Mazi, di Rumah Jabatanya,untuk membicarakan proses percepatan pembangunan infrastruktur di Sultra.Banyak hal Ridwan sampaikan kepada gubernur yakni menyampaikan persoalan banjir dan juga memintah kepada gubernur agar turut membantu memperhatikan jalan putus di Pohara untuk segera dituntaskan.
Selain itu Ridwan,memperbicangkan dengan pak Gubernur,soal banyak jalan-jalan yang rusak di Sultra,khususnya jalur pohara menuju morosi.Itu juga penyebabnya karena banyak kendaraan-kendaraan berat dari perusahan virtu dragon Nikel Indsutri (VDNI).Kepada gubernur pak Ali Mazi, kalau boleh perusahaan tersebut membuat jalan tersendiri.Sehingga jalan-jalan yang dibangun oleh negara tidak dirusaki.
Atau jalan yang ada sekarang ini diambil alih oleh perusahaan tersebut,untuk mengangkut kebutuhan mereka dengan catatan jalan nasional itu terhadap pihak perusahaan,dibuatkan antara 15 sampai 20 kilo meter.Jadi masyarakat tidak terganggu dengan aktivitasi perusahaan tersebut,Alhamdulilah pak gubernur menanggapi positif tentang itu.Bahkan gubernur sudah memikirkan lebih jauh terkait perusahan nikel itu.bahwa perusahaan VDNI termaksud pengangukutan batu dimoramo.
“Sehingga gubernur mempunyai kebijakan bahwa pengangkutan batu yang ada di Moramo akan diangkut melalui laut.Dari laut kevirtu.Saya kira ini merupakan ide cerdas dari pak gubernur dan segera dilaksanakan sehingga jalan kita tidak dirusak kendaraan berat yang dipake oleh virtu,”ungkapnya.
Jalan Lakapera-Lagadi dan Wamengkoli Diupayakan Jadi Jalan Nasional
Selain itu Politis Golkar ini dengan agenda pertemuan bersama kepala balai di rujab gubernur,membicarakan penganggaran jalan di Raha,Kabupaten Muna,sebab dirinya melihat beberapa terakhir ini,masyarakat dan anak muda dari kabupaten muna mempersoalkan jalan raha-lakapera karena rusak parah.
Dirinya pertanyakan itu,sudah sejauh mana langkahnya pak Gubernur kenapa belum dianggarkan.Tetapi gubernur mengatakan,bahwa tahun 2020, sudah dianggarkan Rp28 Miliar,untuk jalan tersebut.Jadi masyarakat untuk bersabar karena memang gubernur bilang akan diusahakan penganggaran perubahan tahun 2020.
“Kenapa saya berkehendak pada tahun 2020 jalan lagadi-Lakapera dan wamengkoli,agar diperbaiki, karena saya berusaha meningkatkan statusnya,dari jalan provinsi menjadi jalan nasional.Kalau semisal jalan itu sudah dalam keadaaan sudah rapi.Dan program tersebut,rupanya sudah sejalan dengan apa yang direncanakan oleh pak gubernur.Maka kedepan tahun 2021 dirinya akan berusaha menaikan statusnya menjadi jalan nasional.
Pak Ali Mazi,sudah memperlihatkan banyak program beliau untuk kemajuan daerah bumi anoa ini,dan programnya itu layak untuk diberi dukungan.Seperti ingin membangun kantor DPRD sebanyak 7 lantai.Kantor DPRD itu sangat reseptentatif,untuk rumah rakyat hal tersebut mengingat jumlah penduduk Sultra kurang lebih mencapai 3 juta orang.Ketika dibangunkan kantor DPRD maka menurutnya,sangat wajar dan layak untuk dibangun.
“Dari pada kita mempertahankan kantor yang sudah lama,bahkan sudah kumuh dan fasilitasnya juga sudah tidak memadai.Selain itu program lainya,Pak Ali Mazi akan membangun dan merehab kantor gubernur lebih bagus.Kemudian pembangunan rumah sakit jantung,dan rehabilitasi rumah jabatan.Saya kira ini pantas saya memberi dukungan.Termaksud membangun perpustakaan.Perpustaakn ini penting bahwa rakyat kita akan pintar jika sering membaca buku.banyak pengetahun yang akan didapatkan,”terangnya.
Begitupula pembangunan jalan pariwisita yang jalur toronipa dan sudah menujukan gambarnya ke saya.Kita melihatnya program itu sangat sangat bagus.Oleh karena itu,gubernur segera merealisasikan program tersebut sebelum berakhir periode jabatanya.
“Saya menyakini apa yang dibangun itu bisa bermanfaat untuk rakyat Sultra.Termaksud jalan di Muna karena beliau memilki rencana membangun gedung -gedung kantor seperti itu.Saya memberi apresiasi saudara Ali Mazi.Untuk mendukung program tersebut,”punkasnya.
Gubernur dan Wali Kota Harus Sinergis Tata Kota
Ketua DPD Golkar Sultra,memintah gubernur dan walikota agar seirama dalam menjalankan pembangunan jangan gubernur membangun penataan kota semacam itu,kemudian Walikota diam.Harus sinergi yang dibangun oleh gubernur dengan yang diletakan walikota.Meskipun anggaran pembangunan berbeda,tetapi paling tidak menyesuaikan dengan pola-pola yang dibangun gubernur.Karena bagimanapun kota kendari ini adalah ibukota provinsi Sultra.
Jadi walikota diharapkan berperan aktif untuk bagaimana membangun dan menata kota ini dari aspek penataanya kebersihanya dan masyarakatanya untuk mau melakukan bersih-bersih dalam artian setiap perlakuan memberikan citra yang baik.Mulai kegiatanya,aktifitasnya maupun pembangunya,”jelasnya.
“Apa yang saya harapkan Sultra ini terbangun dengan baik,kantor gubernur dibangun sekian tinggkat kemudian rumah sakit sekian tingkat kemudian kantor DPRD dibangun 7 tingkat.Saya meliat untuk itu bagus.Apa artinya,harus mesti tingkatan-tingkatan seperti ini.Itu penting sebab kita butuh ruangan diatas kemudian dilantai bawahnya kita letakan daerah hijau.
Sehingga Ali Mazi dapat membangun kota kendari ini 70 persen penataan kota penghijauan,dan kemudian 30 persen untuk pembangun dan itu konsepnya sangat menarik dan ideal untuk kepentingan Sultra.Saya sampaikan kepada saudara Ali Mazi terhadap program- programnya dan saya akan menyampaikan kepada dewan perwakilan rakyat daerah provinsi untuk memberikan dukungan,”paparnya.
Kemudian persoalan tambang,mantan Bupati Muna dua periode ini menyampaikan, kepada Ali Mazi akan ditata dengan baik.Bagaimapun caranya semua hal-hal yang bisa mengakibatkan bencana,kalau itu bersumber dari tambang harus diadakan dulu penelitian-penelitian dan kajian-kajian.
Sejak dulu saat rapat dengan komisi V bersama Kementerian PUPR dan waktu kunjungan spesifik di Sultra,menyampikan persoalan banjir agar segera membentuk tim,mencari apa penyebab banjir itu sendiri, dari mengambil langka-lankah konkrit selanjutnya.
Laporan:La Ismeid
Tinggalkan Balasan