KOLAKA UTARA — Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIX Makassar bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kolaka Utara menyelenggarakan Lokakarya Tari Tradisional.
Kegiatan yang digelar di Taman Literasi dan Adipura Lasusua ini berlangsung selama tiga hari, mulai 2 hingga 4 Oktober 2025.
Kegiatan ini mengusung tema “Pelestarian Tari Tradisional sebagai Solusi untuk Membentuk Karakter Anak Bangsa”, dengan tujuan menguatkan nilai-nilai budaya di tengah derasnya arus informasi dan pengaruh media sosial terhadap generasi muda.
Sebanyak 45 peserta dari berbagai jenjang pendidikan. Mulai dari SMP, MTS, SMA hingga SMK, turut ambil bagian dalam lokakarya ini. Mereka mempelajari beragam tarian khas Tolaki, diantaranya Tari Melelepa, Tari Mondotambe, dan Tari Mombesara.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Ulmy Nabila Rumra, S.Sn., dan mendapat dukungan penuh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kolaka Utara.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Hasrianda, S.Sos., M.Si., serta perwakilan dari Dinas Pariwisata Kolaka Utara, yakni Sri Rejeki, S.Pd., selaku Kepala Bidang Pemasaran, dan beberapa tamu undangan lainnya.
Dalam kesempatan wawancara, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kolaka Utara, Hasrianda, S.Sos., M.Si menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Pihaknya sangat mengapresiasi langkah Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Makassar yang telah menghadirkan kegiatan ini di Kolaka Utara.
“Melalui lokakarya ini, kami berharap para pelajar tidak hanya belajar menari, tetapi juga memahami makna dan nilai yang terkandung dalam setiap gerakan tari tradisional. Ini penting untuk membentuk karakter, menumbuhkan rasa cinta tanah air, dan menjaga identitas budaya kita di tengah gempuran budaya global,” ujar Hasrianda.
Ia juga menegaskan bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berkomitmen untuk terus mendorong kegiatan serupa agar pelestarian seni dan budaya daerah tidak berhenti di tingkat seremonial semata, tetapi menjadi bagian dari kehidupan dan pendidikan generasi muda.
“Pelestarian budaya tidak cukup hanya dengan mengenal, tapi harus dihidupkan dalam keseharian. Karena itu, kami akan terus mendukung upaya pembinaan seni dan budaya di sekolah-sekolah,” tambahnya.
Kegiatan lokakarya ini diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat kesadaran generasi muda terhadap pentingnya menjaga dan mengembangkan seni tari tradisional sebagai warisan luhur bangsa.
Laporan: Andika































Tinggalkan Balasan