KONKEP – Lagi, Bupati Konawe Kepulauan (Konkep) didemo soal polemik pertambangan, Selasa (30/7/2019).
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Juslan mendesak agar Bupati Konkep Amrullah turun ke lokasi aktivitas pertambangan milik PT Gema Kreasi Perdana (GKP) di wilayah Roko-Roko Raya Kecamatan Wawonii Tenggara. Kata dia, Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT GKP saat ini berstatus dalam pembekuan. Namun masih saja terus beroperasi.
“Ini sudah dibekukan, tapi PT GKP memaksa terus masuk beroperasi. Sudah dua lahan kebun warga yang digusur, sehingga konflik sosial makin berkepenjangan. Makanya kami minta Pak Bupati turun ke lapangan selesaikan polemik pertambangan ini,” teriak Juslan.
Jika Bupati Konkep tidak mau ke lapangan selesaikan konflik pertambangan di Roko-Roko Raya, lanjut Juslan, maka jangan minta dua periode lagi menjabat Konkep. Apalagi pada tahun 2020 mendatang, Konkep bakal menggelar Pilkada.
“Kalau tidak mampu selesaikan, Pak Bupati jangan minta dua periode lagi,” tegasnya.
Dalam pantauan Potretsultra.com, tak berselang lama Bupati Konkep Amrullah datang menemui massa aksi. Orang nomor satu di Konkep itu merasa tersinggung dengan isi orasi yang dibawakan oleh pendemo.
“Saya dengar tadi ada orasinya minta saya tidak dipilih lagi, jangan giring masalah ini ke politik, kalau tidak mau pilih silahkan,” katanya.
Amrullah juga mempertanyakan soal perjuangan pemekaran kepada ratusan warga yang menggelar demo. “Saat pemekaran kalian dimana,” tegasnya.
“Insya Allah saya Haji Amrullah ikhlas untuk kampung ini, bukan jabatan yang dikejar,” jelasnya.
Saat Bupati Konkep sedang berbicara, Korlap aksi Juslan malah meminta massa aksi untuk mundur dan meninggalkan Amrullah. Dia merasa kecewa dengan sikap Bupati yang tidak langsung menanggapi tuntutan mereka soal polemik pertambangan di Roko-Roko Raya.
“Kami ini datang dengan baik-baik, tidak ada anarkis. Kenapa dia (Amrullah, red) sambut kami dengan marah-marah, kami kecewa dengan dia, makanya kami memilik pulang saja,” jelas Juslan.
Soal sindirannya ke ranah Pilkada Konkep 2020, Juslan menganggap itu sah-sah saja.
“Saya kira itu sah-sah saja, ini kan aspirasi kami, wajar kalau kami suarakan itu,” tutupnya.
Laporan: Jubirman
Tinggalkan Balasan