KENDARI – Helatan Pilkada serentak beberapa daerah di Wilayah Sulawesi Tenggar (Sultra) bakal dilaksanakan Tahun 2020 mendatang. Boleh dibilang ini sudah di penghujung mata. Kini masing-masing publik figur yang ingin merebut kursi bupati dan wakil bupati di Wilayah itu, sudah mulai menggencarkan kekuatanmya melawan incumbent yang berkuasa di pemerintahan.
Tidak terkecuali di Kabupaten Muna yang juga sudah mulai muncul publik figur yang siap menyonsong kekuatan baru mendekati hati rakyat dengan berbagai perlakuan tindakan sosial mereka lakukan. Seperti bertepatan jelang bulan suci Ramadan 1440 Hijriyah, mereka melaksanakan silaturahmi buka puasa bersama dengan sanak keluarga, saudara serta simpatisan. Semata dilakukan untuk menarik simpati rakyat Muna.
Namun ironis, dari sekian yang siap berkompetisi, ditelusuri rekam jejak mereka bukanlah seorang penantang baru dalam dunia perpolitikan. Melainkan mereka adalah yang pernah menjabat dan sedang menjabat dalam dunia pemerintahan.
Misalnya Rajiun Tumada sendiri. Kini masih berstatus Bupati Muna Barat yang juga ingin bertarung di Muna. Kalkulasi politisi Nasdem itu tak lepas dengan kepentingan politiknya kedepan. Begitupula dr L M Baharuddin yang pernah menjabat Bupati Muna Periode 2010-2015 dan sempat mencalonkan anggota DPD RI di Pemilu 2019, namun tidak lolos.
Selain itu, figur lain yang menyatakan kesiapanya berkompetisi di kontestasi Pilkada Muna yakni Syarifuddin Udu, Dirjend Perimbangan Keuangan Daerah Kemndagri RI yang juga Mantan PJ Gubernur Jawa Tengah.
Lalu apakah dengan menculnya kandidat yang memiliki latar belakang dalam dunia politik tersebut mampu melawan kekuatan Rusman Emba sebagai petahana Bupati Muna, yang kini sedang memegang kekuasaan di Bumi Sowite itu. Berikut kutipan wawancara Jurnalis Potretsultra.com dengan Politisi Nasional dari Partai Golongan Karya (Golkar), Ridwan Bae.
Bagaimana amatan Ridwan Bae dalam menanggapi kontestasi Politik Pilkada di Muna tahun 2020, yang sekarang kian mulai memanas di Publik dengan munculnya beberapa figur yang siap maju, yakni LM Rajiun Tumada dr Baharuddin, Syarifuddin Udu, dan juga petahana Rusman Emba?
Pertama saya melihat orang Muna ini di satu sisi saya mengagumi. Tetapi di sisi lain sangat saya prihatin karena yang calon di Muna, itu-itu saja belum ada yang tumbuh generasi baru. Seperti era saya dulu ada pak La Ode Sefu kemudian tumbuh saudara dr Baharuddin. Jadi kita ingin dari era kepemimpinan ada generasi baru yang tumbuh.
Pada Pilkada tahun 2020, tidak ada kandidat yang baru. meskipun di mata masyarakat muncul nama Syarifuddin. Tapi menurut saya bukan orang yang baru, karena memang dia dari pusat, dan juga mantan Pj Gubernur Jateng. Menurut saya, justru munculnya syarifuddin sebagai calon bupati Muna saya kaget, kok mantan PJ Gubernur Jateng maju Pilbub, itu kan turun kelas, dan saya tidak tertarik untuk itu, kenapa dia Syarifuddin tidak fokus di pusat saja untuk mendorong pertumbuhan pembangunan di Sultra.
Begitu pula Rajiun sudah diketahui oleh masyarakat Muna Barat. Rusman diketahui kepemimpinan hampir 4 tahun sekarang menjabat di Muna. Kemudian Baharuddin pernah tumbang setelah menjalankan kepemimpinan 5 tahun melawan Rusman. Itu artinya kemampuan mereka sudah diketahui oleh rakyat dan mereka bukan orang baru.
Jadi pemikiran saya, kita inginkan orang muna tampil kader baru yang pada akhirnya menjadi alternatif pemikiran masyarakat untuk memilih.
Menurut bapak apakah masih ada pekerjaan Rumah (PR) yang harus diselesaikan di era kepemimpinan mereka Rusman dan Rajiun?
Menurut saya, langkah Rusman dan Rajiun jika benar-benar tampil di Pilkada Muna yang harus dilakukan adalah terlebih dahulu mempertontonkan kesuksesan membangun daerah masing-masing dalam jangka sisa periode jabatan mereka.
Rusman dan Rajiun itu kan sama-sama kepala daerah, yang diamanahkan oleh rakyat. yah tentu di masa kepemimpinan mereka ini masih adat pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan untuk kesejahteraan rakyat.
Jika tidak diselesaikan itu, maka akan menjadi kelemahan bagi mereka untuk bertarung nantinya. Sebab rakyat bisa melihat dan mengukur kemampuan kerja mereka. Jika mereka selesaikan PR tersebut akan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk menjatuhkan pilihannya.
Keinginan rakyat harus dipikirkan terutama pembangunan infrastruktur dan pemanfaat sumber daya alam harus diperhatikan.
Lalu apakah ada Infranstruktur pembangunan kedua daerah tersebut belum sempat terselesaikan oleh mereka?
Komisi V DPR RI mengatakan,dari informasi masyarakat Muna dan Muna Barat masih ada sejumlah masalah yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yakni di Kota Raha misalnya rusaknya jalan berlubang-lubang. Selain itu pembanguan pasar kotor luar biasa tepatnya dalam Kota Raha.
Sebaliknya di Muna Barat jalanannya belum tuntas atau belum sempurna. Sudah berpikir di sebelah, untuk bertarung politik. Yang terpenting bagi mereka mempertontonkan pembagunan yang mereka bangun maka rakyat dengan sendiri akan melirik dan memilihnya.
Tetapi jika masalah pembangunan ini dibiarkan akan melemahkan dua kandidat tersebut secara politik. Jika mereka selesaikan masalah serperti jalan dan pasar maka saya yakin kandidat ini akan lebih baik di mata rakyat dan dipilih rakyat.
Secara kasat mata politik bapak, menaggapi ambisi politik Rajiun untuk maju di Pilkada Muna seperti apa?
Kalau saya sebagai Ketua Golongan Karya (Golkar) Sultra, Rajiun dan figur lainya ingin maju Pilkada Muna, saya kira itu wajar-wajar saja karena ambisi politik seseorang tidak bisa dihambat. Yang bisa menghambat adalah pilihan rakyat sendiri, apakah cocok dengan pilihan mereka atau tidak.
Namun Saya berkehendak kepada mereka. Meskipun kata-kata saya ini terlambat saya sampaikan kepada mereka. Kalau ingin benar tampil, Rusman dan Rajiun terlebih dahulu mempertontonkan dulu membangun daerahnya. Sehingga rakyat itu bisa melihat progres kemampuan mereka bekerja.
Tetapi sekarang ini mereka belum apa-apa, kata masyarakat, kenapa masih menjadi bupati Muna Barat mau ke Muna. Tetapi tidak bisa juga disangkali bahwa dia juga ke Muna tidak bisa juga dihalangi politik mereka. Karena dia punya hak. Begitu juga Rusman tidak memiliki hak untuk menghambat Rajiun.
Mantan Bupati Muna ini berharap kepada salah satunya harus tampil bagimana mempoles keinginanan masyarakat dengan jalan menunjukan pembagunan di daerahnya.(***)
Penulis: La Ismeid
Tinggalkan Balasan