

KONKEP – Setiap musim panas atau musim kemarau sepertinya debu menjadi langganan bagi sebagian warga di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pasalnya setiap warga saat melintasi jalan poros kabupaten itu selalu dihujani debu di hampir semua jalur yang dilewati. Hal ini membuat resah bagi warga yang melintas.
Ketua Umum Lembaga Pemerhati Rakyat (Lempera) Sultra Juslan ikut resah dan mengeluh saat melintasi jalanan dari Kecamatan Wawonii Tenggara menuju Kecamatan Wawonii Barat. Di sepanjang jalan, Juslan mengaku hamparan debu itu menyelimuti jalanan hingga di ibukota Konkep.
“Debunya banyak sekali. Ini sangat menganggu kami bagi yang melintas,” ujarnya saat ditemui di salah satu Warkop di Langara, Kamis Malam (19/9/2019).
Aktivis Konkep ini meminta penangung jawab proyek jalan tersebut harus bertanggung jawab. Kata dia, mereka harus melakukan penyiraman debu minimal dua kali dalam sehari.
“Jangan lupa tanggung jawabnya. Minimal tidak melakukan penyiraman debu dalam sehari pagi dan sore,” harapnya.
Hamparan debu tersebut, menurut Juslan terlihat sangat tebal. Sehingga hal itu membuat jarak pandang pengendara terganggu saat melintas. “Kasian masyarakat. Berbahaya bagi pengendara, jarak pandangnya terbatas,” tandasnya.
Juslan kembali mengingatkan agar pihak terkait segera menuntaskan persoalan ini. Karena tentu hamparan debu ini akan berefek terhadap kesehatan masyarakat.
“Tolong jangan biarkan persoalan debu ini berkepanjangan. Ini harus segera diurus dan diselesaikan,” tegasnya.
Ternyata kata Juslan, hamparan debu itu tak hanya ada di sepanjang jalan Wawonii Tenggara menuju Wawonii Barat. Namun pula ada di sepanjang jalan dari lintasan Wawonii Tenggara menuju Wawonii Barat.
“Pokoknya debu itu hampir di semua lintasan jalan lingkaran hati emas,” pungkasnya.
Laporan: Jubirman



Tinggalkan Balasan