
BUTON – Hadirnya Dana Desa yang digelontorkan miliaran rupiah tiap tahun di masing-masing desa mestinya mampu mengoptimalkan segala potensi yang ada di desa menuju kemandirian desa.
Sehingga untuk mengoptimalkan hal ini 10 Kepala Desa di wilayah Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton melakukan studi tiru di Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Jawa Tengah, Senin (10/7/2023). Diketahui bahwa Desa Ponggok ini beberapa tahun yang lalu sempat viral karena mampu mengoptimalkan potensi desanya dengan memaksimalkan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Dipilihnya Desa Pongok sebagai lokus Studi tiru para Kades itu, karena Desa Ponggok salah satu desa mandiri terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapat penghargaan dari Pemerntah Pusat. Hal inilah yang menarik perhatian sejumlah desa yang lain di Indonesia untuk belajar, diantaranya dari para 10 Kepala Desa di Kecamatan Pasarwajo ini. Mereka ingin belajar mengenai pengelolaan APBDes dalam mengoptimalkan potensi desa terkhusus pengelolaan Bumdes.
“Tujuannya agar apa yg dilakukan oleh Kades Ponggok dapat ditiru oleh Kades di Buton dalam pengelolaan potensi desanya khususnya Bumdes dalam menambah pendapatan Desa,” tulis Pj. Bupati Buton, Drs. Basiran, M.Si dalam keterangan persnya.
Basiran juga mengatakan, kreativitas dan inovasi yang dibangun lokus studi dapat ditiru di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton.
“Jadi Pemkab Buton dapat meniru apa yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten Klaten dan Camat dalam pembinaan Desa,” katanya
Bukan hanya itu, Desa Ponggok juga merupakan Desa Pintar karena sistem penyelenggaran Pemdes telah mengunakan sistem digitalisasi. Desa Ponggok kini telah menjadi desa terkaya dengan pendapatan Rp16 miliar dalam setahun. Ini diperoleh dari sumber pendapatan sejumlah obyek wisata, terutama wisata Umbul Ponggoknya yang belakangan ini semakin dikenal di kalangan wisatawan bahkan di beberapa negara tetangga.
Saat ini anak-anak muda yang merupakan warga Desa Ponggok semakin gencar berinovasi dalam pemanfaatan teknologi informasi. Sehingga tidak mengherankan jika saat ini Desa Ponggok menjadi desa pintar atau menjadi smart village.
Pj Bupati Buton dalam kesempatan ini mengungkapkan kebahagiaan dan ucapan terimakasih karena mendapatkan kesan yang sangat baik dan diterima dengan dengan apik dan menyenangkan oleh Pemkab Klaten.
“Terimakasih kepada Pemkab Klaten sudah menerima kami dengan baik, ” ungkap Pj. Bupati Buton.
“Disini kita mendapatkan inovasi serta ilmu untuk perbaikan dan pembelajaran yang bisa dibawa untuk penyelenggaraan pemerintahan desa yang lebih baik di Kabupaten Buton khususnya dan Sulawesi Tenggara,” sambungnya.
Karena kata Pj Bupati Buton, salah satu potensi yang ada di Buton yakni aspal yang saat ini telah bekerja sama dengan Provinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu provinsi yang cepat dalam membentuk kerja sama dalam mengembangkan potensi yang ada di Indonesia.
Alumni STPDN Angkatan 02 ini mengatakan Pemkab Buton akan menjajaki kerjasama antar daerah dengan Pemda Kabupaten Klaten dalam rangka penguatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Kepala Desa Ponggok, Junaidi Mulyono mengajak remajanya untuk memamerkan aplikasi terbaru bernama desa pintar. Melalui aplikasi tersebut, disajikan sejumlah data mengenai desa yang sangat lengkap.
“Di era digitalisasi ini, desa jangan sampai ketinggalan. Maka kami ingin menggunakan kemajuan IT ini untuk mendukung pengembangan desa,” ujar Junaidi saat menerima rombongan Kades dan Camat di Aula Kantor Desa Ponggok yang didampingi oleh Camat Polanharjo dan Asisten 1 Sekda Klaten.
Menurut Junaidi, aplikasi Desa Pintar milik Desa Ponggok memuat banyak hal, di antaranya informasi tentang peta desa, masyarakat, kebijakan, pembangunan-pembangunan, BUMDes, penggunaan dana desa dan informasi lainnya.
“Tidak hanya itu, tetapi juga sejumlah wisata, potensi desa, pelayanan publik dan semua bentuk informasi lain yang ada di desa. Semua disajikan dalam satu aplikasi yang dapat diunduh di google playstore karena sudah berbasis android,” tuturnya.
Selain menyajikan sejumlah informasi, lanjut Kades yang lulusan Fakultas Hukum UGM tersebut, aplikasi Desa Pintar juga berisi data-data yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan desa.
“Dengan data yang tersusun rapi, diharapkan semua program dapat berjalan dengan lancar, sesuai dengan Nawacita Pak Presiden Joko Widodo,” ujar Junaidi.
Untuk diketahui, Desa Ponggok merupakan desa berpenduduk 2.300 orang dan kini menjadi desa terkaya karena memiliki APBDes sebesar Rp 4,2 Miliar pada 2018 lalu. Sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) desa mencapai Rp1,7 miliar. Bahkan pendapatan beberapa tempat wisata serta unit bisnis yang dikelola BUMDes pada 2018 mencapai Rp16 miliar.
Laporan: Akbar





Tinggalkan Balasan