

KONKEP – Tokoh pemuda Konawe Kepulauan (Konkep) Tayeb Demara kembali angkat bicara menyoroti polemik pertambangan di Desa Sukarela Jaya Kecamatan Wawonii Tenggara.
Tayeb menilai sektor pertambangan buka n menjadi investasi ekonomi jangka panjang bagi Konkep. Kata dia, kehadiran PT Gema Kreasi Perdana (GKP) tidak akan berefek terhadap perekonomian daerah. Karena Tayeb menganggap investasinya memiliki konsep pertambangan jual beli.
“Karena konsepnya lagi-lagi bukan invetasi, tapi konsepnya adalah konsep pertambangan jual beli. Dia hanya mengambil ore nikel itu kemudian menjualnya secara lokal ataupun ekspor. Tidak punya konsep investasi jangka panjang, substansinya tidak jelas dalam konteks investasi,” jelas Tayeb kepada Potretsultra.com, Jumat (20/9/2019).
Olehnya itu, Tayeb mengajak Direktur Operasional PT GKP Bambang Murtiyoso untuk menghentikan semua aktivitasnya di Desa Sukarela Jaya. Tak hanya itu, Tayeb juga meminta PT GKP untuk segera ‘gulung tikar’ dan tinggalkan Pulau Wawonii.
“Saya selaku pribadi yang mengenal pribadi Pak Bambang dari hati yang paling dalam saya, mengajak dengan sebaik-baiknya untuk segera hentikan proses pertambangan dan segera tinggalkan Pulau Wawonii karena sudah cukup meresahkan menggelisahkan dan merusak nilai-nilai sosial di keluarga besar Wawonii,” tegasnya.
Bukan hanya kepada PT GKP, Tayeb juga menyindir sikap Bupati Konkep Amrullah yang hingga saat ini belum berani mengusir PT GKP untuk keluar dari Konkep. “Seandainya kalau saya Bupati Konkep, saya akan mengusir penambang itu yang sudah nyata melakukan banyak pelanggaran seperti Tersus itu,” ucapnya.

Karena bupati, lanjut Tayeb, mempunyai kekuatan penuh dan keukasaan penuh untuk mengajak rakyatnya bersama-sama mengusir para penambang yang diduga tidak jelas itu. Pemda harus menjadi mediator dalam sejumlah hal terkait penyelenggaraan negara.
“Apalagi Wawonii ini DOB yang tentu akan banyak spekulasi-spekulasi pembangunan, salah satunya menggiring investasi pertambangan yang seperti ini,” tandasnya.
“Nah kalau konsep investasinya tidak jelas tentu ini akan merugikan daerah itu sendiri baik jangka pendek maupun jangka panjang,” sambungnya.
Selain itu, Tayeb juga menilai kehadiran pihak kementerian terkait pada Rabu (18/9/2019) lalu saat Monev di Desa Sukarela Jaya hanya terkesan datang dan tak memberikan solusi apa-apa untuk warga Wawonii.
“Saya mengkritisi pemerintah pusat yang sudah melakukan monitoring yang terkesan hanya datang melihat dan tidak punya solusi terkait persoalan yang ada,” tegasnya.
“Itu hanya retorika tidak punya kesimpulan dan keputusan yang mampu memberikan solusi terhadap Pemda dan warga Wawonii,” pungkasnya.
Saat media ini mencoba mengkonfirmasi kepada Direktur Operasional PT GKP Bambang Murtyioso soal permintaan Tayeb Demara untuk segera angkat kaki dari Pulau Wawonii, Bambang hanya membalasnya dengan singkat. “Belum bisa pak, mohon maaf,” katanya.
Laporan: Redaksi




Tlong bribu maaf putra daerah wawonii yg dikampung atau perantau,pejabat atau preman jgn sampai mau diperalat org yg tidk bertanggung jwb..mereka itu pintar merangkul preman2 spaya bisa menguasai segala nya.sory bagi saya yg mau ikut itu adalah PREMAN OTAK UDANG..Tapi tunggu ktemu kita nanti trim
siap