BUTON – Pernyataan Kepala Dinas Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Ridwan Badallah yang menyebut aksi saweran di momen HUT Kabupaten Buton Utara sebagai tradisi pasali di Buton kini menuai kritikan.
Salah satunya datang dari Forum Komunikasi Pemuda (FKP) Buton. Pihaknya meminta kepada Kadis Kominfo Sultra, Ridwan Badallah agar meminta maaf kepada masyarakat Buton.
“Seharusnya sebagai juru bicara, Ridwan Badallah merespon tindakan Gubernur Ali Mazi dilakuan tanpa sengaja apalagi dalam situasi berdiri diatas panggung dalam suasana kemerihan HUT Butur. Tentu itu, diluar dugaan. Cukup meminta maaf, pasti masyarakat akan mengerti,” ujar Ketua FKP Buton, Muhammad Risman, Minggu (3/7/ 2022).
“Tapi ini tidak, malahan melebar dengan menyebut saweran yang dilakukan Gubernur Ali Mazi sebagai tradisi masyarakat Buton. Bahkan tradisi saweran secara luas merupakan tradisi masyarakat Indonesia,” sambungnya.
Karena menurut Risman, dalam pemahaman masyarakat Buton, tradisi pasali bukan seperti yang dilakukan Gubernur Ali Mazi saat memberikan uang dari atas panggung. Tetapi tradisi pasali merupakan ucapan terimakasih kepada tokoh adat karena telah memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa dan ucapan terimakasih kepada kerabat yang telah meluangkan waktunya untuk hadir bersama-sama menyaksikan acara hajatan.
“Olehnya itu, kami meminta kepada Gubernur Ali Mazi untuk mengevaluasi Kadis Kominfo Sultra, Ridwan Badallah karena telah meresahkan masyarakat Buton,” tegasnya.
Untuk diketahui, Gubernur Ali Mazi bersama pejabat lainnya melakukan saweran dari atas panggung dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-15 Kabupaten Buton Utara yang videonya kini viral di media sosial dan menuai sororan dari berbagai pihak.
Laporan: Redaksi































Tinggalkan Balasan