

KENDARI – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode Muhammad Syarif dijadwalkan bakal mengunjungi Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) pada pekan depan.
Hal ini dikatakan oleh Direktur Pascasarjana, La Ode Bariun saat ditemui di Unsultra pada Sabtu (15/6/2019). Kedatangan Laode M Syarif ke Unsultra memang diundang khusus oleh program Pascasarjana Unsultra untuk menjadi pembicara di Kuliah Umum perdana mahasiswa magister hukum Pascasarjana Unsultra.
“Iya Pak Laode Syarif akan datang, kegiatannya itu dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2019 nanti,” kata Bariun kepada Potretsultra.com.
Namun, lanjut Bariun, kedatangan Laode M Syarif untuk mengisi materi kuliah umum itu yang ditonjolkan kepakarannya bukan sebagai komisioner di KPK RI. Apalagi Laode Syarif itu masuk dalam tim kajian lingkungan internasional.
“Jadi materinya nanti orientasi ke lingkungan, pertambangan dan kelautan,” jelasnya.
Hal ini, kata Bariun, memiliki relevansi dengan program Magister Hukum Unsultra yang memiliki brand keilmuan pertambangan dan keluatan. Sehingga fokus Magister Hukum Unsultra membahas program-program keilmuan tersebut
“Kalau kita bicara pertambangan kan dari banyak aspek itu, aspek lingkungannya, aspek konservasi alamnya, dan izinnya,” katanya.
Kehadiran Laode M Syarif di kuliah umum perdana Magister Hukum Unsultra itu, menurut Bariun, dapat menghadirkan energi dan pikiran-pikiran baru bagi mahasiswa Pascasarjana Unsultra. Karena kepakaran Laode Syarif dikenal di semua perguruan tinggi di Indonesia.

“Paling tidak ini membawa energi baru bagi pascasarjana, karena dengan kepakarannya beliau ini bukan saja dipake di Unhas, tapi di hampir semua perguruan tinggi di Indonesia,” terangnya.
“Kalau kita bicara kepakaran, Pak Laode Syarif ini kan tidak ada yang tidak kenal dia,” tambahnya.
Selain itu, Bariun juga menjelaskan, Sultra merupakan salah satu provinsi yang memiliki banyak daerah-daerah pesisir, daerah yang kaya akan sumber daya alam. Sehingga kata bariun, perlu melakukan riset-riset soal itu. Magister Hukum Unsultra siap melakukan riset-riset soal lingkungan, pertambangan, dan kelautan.
“Bisa saja orang ambil tesis apa dampak banjir di Konut dan Konawe, apakah dampaknya karena persoalan tambang ataukah perkebunan sawit, atau pembalakan liar, ini akan kelihatan pada saat riset itu oleh mahasiswa,” tandasnya.
Selaku Direktur Pascasarjana Unsultra, Bariun bakal selalu mengarahkan riset-riset mahasiswa Magister Hukum Unsultra ke arah pertambangan, lingkungan, dan kelautan nanti saat menyusun tesis.
“Banyak hal yang diambil, kalau pidana maka dia bicara tentang penegakkan hukumnya atau masuk kawasan lindung dan seterusnya, kalau perdatanya maka bicara sengketa antara perusahaan dengan Pemda atau masyarakat, kalau bicara ketatanegaraan maka dia soal administrasi atau proses pengeluaran IUP,” tutupnya.
Laporan: Jubirman




Tinggalkan Balasan