Seberapa Jauh Pembangunan Teknologi Kita?

Ikhsan Gunawan P, SST (Foto: IST)
Keterangan Gambar : Ikhsan Gunawan P, SST (Foto: IST)

OPINI – Pembangunan yang merata tidak hanya menyoal fisik infrastruktur saja, tetapi harus juga berfokus pada pembangunan teknologi apalagi di era sekarang ini. Pemerataan akses internet, kemudahan, dan kemurahannya perlu mendapat perhatian. Selalu kendalanya adalah Indonesia yang terdiri dari pulau – pulau dimana masih banyak wilayah di pelosok negeri ini yang masih tidak terjangkau internet. Akses internet yang belum merata ini adalah indicator seberapa jauh pembangunan teknologi kita.

Untuk itu pemerintah melalui Badan Pusat Statistik membuat suatu ukuranya itu Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Indeks ini menggambarkan tingkat pembangunan teknologi informasi dan komunikasi suatu wilayah, kesenjangan digital, serta potensi pengembangan TIK. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan potensi dan progress pembangunan TIK suatu wilayah lebih optimum. Sebaliknya, semakin rendah nilai indeks menunjukkan pembangunan TIK yang belum optimum.

Indeks ini disusun oleh 11 indikator yang dikombinasi menjadi suatu ukuran dapat mengukur pembangunan TIK suatu wilayah. Dari 11 indikator tersebut akan dikerucutkan menjadi 3 sub-indeks yaitu infrastruktur, penggunaan, dan keahlian. Sumber data untuk menyusun indeks ini adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional yang dilakukan dua kali dalam 1 tahun dan data sekunder dari Kementrian Informasi dan Komunikasi.

Sejak awal penghitunganya itu tahun 2015, indeks ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 nilai indeks ini adalah sebesar 3,88 dan pada tahun 2017 menjadi 4,99.  Secara penyusunannya, sub-indeks keahlian merupakan yang tertinggi dengan nilai 5,75 selanjutnya akses dan infrastruktur sebesar 5,16 dan penggunaan sebesar 4,44 di tahun 2017. Indeks ini menempatkan Indonesia pada urutan 111 di dunia naik dari tahun sebelumnya dengan urutan ke-114.

Nilai dari indeks ini dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun provinsi yang memperoleh nilai indeks tertinggi adalah DKI Jakarta sebesar 7,61 dan yang terendah adalah Papua yaitu sebesar 2,95.

Rendahnya nilai indeks Papua semakin mengisyaratkan belum meratanya infrastruktur dan kemudahan akses TIK di Indonesia khususnya di bagian timur. Dari 100 penduduk di Papua, hanya 10 orang penduduk yang memiliki perangkat TIK. Hal ini dimungkinkan karena fasilitas listrik yang belum baik di Papua. Dari segi penggunaan telepon seluler, dari 100 penduduk Papua hanya 36 penduduk yang memiliki handphone. Selanjutnya, dari 100 penduduk Papua, hanya 16 penduduk yang mengakses internet.

Potretsultra

Bagaimana Dengan Sultra ?

Berdasarkan nilai indeks, Provinsi Sulawesi Tenggara berada pada urutan ke-18 dengan nilai indeks 4,49. Nilai ini naik dari tahun sebelumnya yaitu di urutan ke-20 dengan indeks sebesar 3, 91.

Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Sultra setidaknya lebih baik dari provinsi-provinsi bagian Indonesia Timur lainnya.  Pada tahun 2018, 60,34 persen penduduk di atas 5 tahun memiliki telepon seluler. Jika dilihat dari jenis kelamin, penduduk laki-laki memiliki persentase penggunaan handphone lebih banyak dari perempuan yaitu, 62,66 sedangkan perempuan sebesar 57,99 persen.

Selanjutnya mengenai kepemilikan PC, terdapat 17,68 persen penduduk berumur 5 tahun ke atas di Sulawesi Tenggara yang menggunakan computer dalam tiga bulan terakhir. Sedangkan menurut jenis kelaminnya maka penduduk laki – laki lebih banyak yang mengunakan computer dalam tiga bulan terakhir yaitu sebesar 18,37 persen jika dibandingkan dengan penduduk perempuan yaitu sebesar 16,98 persen.

Dalam hal mengakses internet menurut hasil Susenas 2018 terdapat 33,27 persen penduduk berumur 5 tahun ke atas yang mengakses internet dalam tiga bulan terakhir. Berdasarkan jenis kelamin maka penduduk laki – laki lebih banyak yang menggunakan internet dalam tiga bulan terakhir yaitu sebesar 33,67 persen jika dibandingkan dengan penduduk perempuan yaitu sebesar 32,86 persen.

Sesuai dengan perkembangan teknologi, alat komunikasi seperti telepon seluler (handphone) menjadi salah satu kebutuhan yang semakin penting untuk dipenuhi. Selain telepon seluler, keberadaan komputer (PC/desktop, laptop/notebook, tablet) juga dirasa penting di jaman sekarang. Komputer dapat digunakan sebagai media berkomunikasi jika dihubungkan dengan jaringan internet. Semakin banyak penduduk yang memiliki akses terhadap computer dan internet maka semakin tinggi tingkat perkembangan teknologi di suatu daerah.

Penetrasi internet juga terbilang masih rendah di sultra. Hal ini berdasarkan pengukuran kualitas signal yang dilakukan Badan Pusat Statistik. Untuk kualitas signal 4G, seluruh kab/kota memang telah mendapatkan signal ini tetapi hanya Kota Kendari saja yang semua wilayahnya ter­-cover ­oleh 4G. Bahkan masih banyak wilayah Sulawesi Tenggara yang belum mendapatkan signal seperti lebih 50 persen wilayah di Konawe Utara, Kolaka Timur, Konawe Kepulauan, dan Kecamatan Routa Kabupaten Konawe.

Penulis: Ikhsan Gunawan P, SST (Statistisi Pertama BPS Kab. Konawe)

Potretsultra Potretsultra Potretsultra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *