KENDARI – Peredaran narkotika di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) kian marak dan kondisinya terus mengkhawatirkan.
Pengungkapan demi pengungkapan kasus penyalahgunaan narkotika oleh pihak terkait terus terjadi. Profesi pelaku penyalahguna barang haram tersebut multi profesi mulai dari abdi negara hingga mereka yang berstatus ibu rumah tangga.
Masifnya peredaran narkotika ini dipandang oleh banyak pihak tak lepas dari persoalan ekonomi.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Sultra, Dr LM Bariun SH, MH menilai sudah saatnya semua elemen masyarakat kompak dan bersatu dalam penanganan narkotika ini.
Persoalan narkoba sudah sangat meresahkan karena pihak yang terlibat dalam bisnis penyalahgunaan barang haram ini terus bertambah, dan efeknya sangat buruk bagi generasi bangsa.
“Tidak cukup kalau hanya Polisi dan lembaga BNN yang diberi wewenang dalam penanganan narkoba, liat saja faktanya saat ini bukan berkurang tapi makin masif, pengungkapan kasus diman-mana, jadi perlu semua pihak masyarakat menyadari efek bahaya narkoba dan kompak memberantas narkoba,” ungkap LM Bariun saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (11/11/2025).
Direktur Pascasarjana Unsultra ini juga mengungkapkan bahwa tren penyalahguna narkoba juga menjangkau kalangan remaja pelajar, mereka sampai happy menikmati narkoba ditengah maraknya Tempat Hiburan Malam (THM) dan tempat-tempat nongkrong lainnya yang rentan terjadi transaksi.
“Nah, paling efektif cegah ini semua yakni dilakukan secara massal dan BNN harusnya menggalang masyarakat semua komunitas semua stakeholder, kelompok-kelompok kepemudaan Gen Z dengan satu komitmen narkoba ijadi musuh terbesar, katakan lah kalau dalam Islam babi haram, nah kenapa tidak begitu juga dengan narkoba, sekaligus gerakan upaya tersebut melibatkan ulama, pendeta, pastor dan pemuka agama lainnya,” jelasnya.
Terpenting, dijelaskan LM Bariun, perlu ada penelitian, riset secara khusus dari lembaga tinggii akademisi untuk mengungkap seluruh fenomena peredaran narkoba di daerah ini, mulai dari mengungkap adal muasal barang narkoba, mengungkap pemicunya, siapa dalang pemasok, hingga kaitannya dengan maraknya Warga Negara Asing seperti China yang masuk ke daerah ini karena pengoperasian usaha pertambangan.
Hiruk pikuk kasus narkoba saat ini sangat ditakutkan Tokoh Masyarakat Sultra itu terhadap nasib generasi muda kedepan, jika terus dibiarkan akan merusak calon penerus bangsa kedepan.
“Bahwa ada 3 penyakit pada bangsa ini korupsi, narkoba, dan teroris tapi teroris sekarang sudah melambat, nah tinggal 2 tantangan ini,” tutupnya.
Tim Redaksi






























Tinggalkan Balasan