Tahun 2019 adalah tahun politik yang dimana pada tahun 2019 penyelengaraan pemilihan kursi wakil rakyat yang sering disebut sebagai Pemilihan Legislatif (Pileg).
Pemilihan Legislatif sebagai unsur penting demokrasi di negeri ini, karena setiap warga negara mempunyai hak untuk memilih salah satu wakil rakyat terbaik agar duduk di kursi empuk DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten/Kota.
Menjadi salah satu faktor kebiasaan baik di tingkat pusat, provinsi maupun daerah dengan euforia Pemilihan Legislatif selalu mendatangkan konflik sosial baik itu kepada keluarga, saudara maupun tetangga yang tidak memilih kepada salah satu calon maupun tidak duduk di kursi dewan. Sehingga hal ini menjadi sakral di tengah-tengah masyarakat.
Dengan adanya realitas seperti ini di masyarakat, seharusnya masyarakat harus sadar terhadap keputusun yang mereka ambil. Sebab pemilihan legislatif bukan ajang mencari lawan atau kawan. Tetapi pemilihan legislatif salah satu panggung politik yang sesuai amanah demokrasi di negeri ini.
Masyarakat harus menghindari terjadinya konflik sosial agar tercipta pemilihan yang aman, bersih dan jujur. Masyarakat juga harus bisa menghilangkan kesakralannya panggung politik pemilihan legislatif terhadap konflik sosial yang ditimbulkan karena keegoisan. Kita harus satu dalam tujuan seperti cita-cita bangsa ini agar tidak terjadi korban.
Sikap yang tidak terpuji ini harus dihilangkan di benak masyarakat. Sebab, hal itu tidak mendapatkan keuntungan di masyarakat malah menyebabkan perpecahan di antara masyarakat. Bahkan menimbulkan korban jiwa. Jadilah pemilih yang cerdas agar menghasilkan keharmonisasi di masyarakat.
Kita bisa beda memilih calon yang terbaik tetapi jangan jadikan sebagai ajang perpecahan. Seharusnya panggung politik dijadikan ajang siraturahmi baik sesama calon, relawan dan pendukung calon. Perbedaan seharusnya bisa menyatukan warna agar terjadi keserasian di panggung politik. Dinamika selalu ada pada pesta demokrasi tetapi dinamika bisa diselesaikan dengan pemikiran yang cerdas tanpa ada SARA, perpecahan, maupun konflik.
Penulis: Haslin, S.Sos (P3K Pemda Buton Utara)
Tinggalkan Balasan